Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai proses, pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Berpusat pada anak (child centered)
- Memberikan pengalaman langsung pada anak
- Pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas
- Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
- Bersifat luwes
- Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Kelebihan-kelebihan Pembelajaran Terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu memiliki kelebihan-kelebihan dari pendekatan konvensional, di antaranya:
- Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.
- Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan anak.
- Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehinga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
- Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak.
- Menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain (Tim BP3GSD, 1996: 7).
Pelaksanaan pembelajaran terpadu juga memiliki keterbatasan, terutama terletak dalam aspek evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi tidak hanya terhadap hasil tapi juga terhadap proses. Tidak hanya evaluasi efek instruksional, tetapi juga dan mungkin lebih banyak efek iringan. Pembelajaran terpadu memang menghendaki teknik evaluasi yang lebih beragam dibanding dengan pembelajaran biasa.
Dalam implementasi pembelajaran terpadu terdapat bermacam-macam bentuk model pembelajaran terpadu, diantaranya: (1) model keterhubungan (connected); (2) model jaring laba-laba (webbed); dan (3) model keterpaduan (integrated) (Tim BP3GSD, 1996: 8).
Model Keterhubungan.
Model keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam sehari-hari dengan tugas-tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya, di dalam satu bidang studi.
Model Jaring Laba-laba.
Model ini merupakan model pembelajan terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu misalnya “transportasi”. Tema bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.
Model Keterpaduan.
Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi.
Proses Pembelajaran Terpadu
Pada dasarnya, ada tiga tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu, yaitu: (1) tahap persiapan; (2) tahap pelaksanaan; dan (3) tahap kulminasi (Tim BP3GSD, 1996: 15—19).
Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Model Jaring Laba-laba (Webbed).
Model jaring laba-laba (webbed) mempunyai beberapa kekuatan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.
- Model jaring laba-laba relatif mudah dilakukan bagi guru-guru yang belum berpengalaman.
- Model ini mempermudah perencanaan kerja tim sebagai tim antar bidang studi yang bekerja untuk mengembangkan suatu tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.
- Pendekatan tematik memberikan suatu payung yang jelas, yang dapat memotivasi tampak dari siswa.
- Memudahkan siswa untuk melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
Adapun kelemahan dari pembelajaran terpadu model jaring laba-laba (webbed) adalah:
- Langkah yang sulit dalam menerapkan model jaring laba-laba (webbed) adalah menyeleksi tema.
- Ada suatu kecenderungan untuk merumuskan tema yang dangkal, sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.
- Guru dapat menjaga misi kurikulum baku.
- Dalam pembelajaran, guru lebih fokus pada kegiatan-kegiatan daripada pengembangan konsep.
Sekian artikel dari Materi Inside mengenai Karakteristik Dan Proses Pembelajaran Terpadu, yang dapat kalian jadikan acuan untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang Pembelajaran Terpadu