Menurut Tristine Rainer (Gie, 2002:165) ada empat macam persepsi pada manusia yaitu perasaan (emotion), penginderaan (sensation), ilham (intuition) dan pemikiran (intellect). Maka dalam pengungkapan diri dalam buku catatan harian dapat dibedakan dalam empat bentuk tulisan lepas perasaan, pelukisan, tulisan ilham bebas, perenungan.
Tulisan Lepas Perasaan (Catharsis)
Tulisan lepas perasaan merupakan tulisan yang dilakukan di bawah tekanan perasaan sangat intensif yang membutuhkan penyaluran keluar misalnya ketika sedang marah. Dengan menganggap diary sebagai suatu proses seseorang dapat melepaskan atau membersihkan emosinya yang kuat dan kemudian menerima kehidupan ini secara lebih mudah. Seorang pemuda mengungkapkan hal ini demikian:
“Sebaliknya dari pada berteriak-teriak atau menuju ke jendela dan menembak sepuluh senapan secara membabi-buta ke jalan, saya menuangkan teriakan itu ke dalam buku catatan harian, menagkapnya diantara pagina-pagina, menutup rapat buku itu, dan kemudian jalan terus” ( sumber: The Liang Gie, 2002: 165).
Dalam tulisan yang melepaskan perasaan kuat, yang penting bukanlah menganggap diary sebagai produk yang mungkin memang tak enak di baca, penuh keluhan, kemarahan, sakit hati, rasa sedih, suasana murung, nada pesimis dan bahkan sering mengundang kontradiksi. Yang penting ialah penulisnya yang dibebaskan dari kemarahan, kebingungan dan kesedihan yang amat mendalam. Dengan menuangkan emosi itu dalam diary, seseorang mencegahnya menghancurkan hidup dirinya. Kehidupan yang dibersihkan dari emosi-emosi yang destruktif itu merupakan produk yang sebenarnya dari penulisan itu.
Contoh penulisan bentuk Catharsis:
Ku benci padamu
Karena melakukan hal itu padaku
Ku cinta padamu
Mengapa ku tak merasa cukup
Ku cinta padamu, ku benci padamu
Ku tahu apa yang kau lakukan
(Sumber: Gie, 2002:166).
Pelukisan (Description)
Pelukisan merupakan penceritaan mengenai peristiwa orang, temapt dan bahkan impian yang dialami seseorang dalam hidupnya. Pelukisan merupakan suatu upaya untuk mengabdikan atau memelihara cerapan-cerapan tak terlupakan dari proses penghancuran oleh sang waktu. Dalam hidup setiap orang pasti terdapat saat-saat yang dianggapnya terlampau penting untuk dibiarkan berlalu terlupakan.
Contoh Pelukisan
“Aku mendoa semoga keluarga ku tetap sehat dan bahagia, Irwan lekas sembuh dari batuknya. Semoga aku dapat lebih berguna di masa yang akan datang, semoga negara ini, rakyat ini, dan daerah ini dapat lekas menikmati masyarakat yang adil dan makmur. Kepada seluruh umat manusia ku doakan semoga bahagia. Hatiku penuh dengan perasaan yang silih berganti antara terharu dan prihatin” (sumber:Gie, 2002:167).
Tulisan Ilham Bebas (Free Intuitive Writing)
Tulisan ilham bebas bersumber dari lubuk batin yang dalam bagaikan suatu pesan dari kesadaran intern seseorang atau dari bawah sadarnya. Penulisan ini disebut juga penulisan serta merta. Andre Breton dalam buku karanag mengarang (The Liang Gie, 2002: 167) Memberikan petunjuk untuk melakukannya sebagai berikut:
“Capailah keadaan pikiran yang paling pasif atau paling menerima yang mungkin lupakan kecerdasan pikiran anda, bakat anda dan dari setiap orang……….. tulislah secara cepat tanpa pokok soal yang dibayangkan di muka, demikian cepat sehingga anda tidak menahan sesuatu apapun dan anda tidak terbujuk untuk membaca ulang”.
Tulisan ihlam bebas mempunyai fungsi yang sangat bernilai dalam menuntuk seorang memahami keberadaan, kepentingan, dan makna dari perasaan bawah sadar dan dorongan batinnya. Penulisan ini merupakan saran yang berguna bilamana seseorang merasakan bahwa dirinya kehilangan kontak dengan kebutuhan batinnya.
Perenungan (Reflection)
Perenungan dalam buku catatan harian merupakan pengamatan terhadap proses kehidupan dari diri sendiri. Perenungan ini dapat juga disebut self observation (pengamatan diri) atau contemplation (perenungan). Misalnya “apakah sesungguhnya yang merisaukan diriku?” atau “apakah yang sebenarnya anda inginkan?”. Dengan menggunakan kata anda untuk bertanya kepada diri sendiri dalam diary. Seseorang membuat jarak psikologis untuk dapat meninjau diri sendiri dari sudut lain.
Dengan melalui refleksi diri ini seseorang setapak demi setapak menciptakan suatu filsafat hidup pribadi berdasarkan pengalaman dan perasaan. Disini paling banyak digunakan adalah pemikiran proses berpikir itu dapat digerakkan dengan bertanya terhadap diri sendiri berupa self reflective question (pertanyaan refleksi diri). Misalnya “apakah sesungguhnya yang merisaukan diriku?” atau “apakah yang sebenarnya anda inginkan?”. Dengan menggunakan kata anda untuk bertanya kepada diri sendiri dalam diary. Seseorang membuat jarak psikologis untuk dapat meninjau diri sendiri dari sudut la
Sekian artikel dari Materi Inside mengenai Bentuk Pengungkapan Diri Dalam Buku Catatan Harian, yang dapat kalian jadikan acuan untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang Bahasa Indonesia