Kebiasaan Guru Efektif Menurut LDK STAI Siliwangi

Ditulis oleh: Materi Inside
Berikut ulasan mengenai materi belajar tentang Kebiasaan Guru Efektif Menurut LDK STAI Siliwangi, yang dapat kalian jadikan acuan untuk belajar. Silahkan disimak!

Menurut LDK STAI Siliwangi (2010), menyatakan bahwa kebiasaan guru efektif sebagai berikut:

a. Berpikir pro-aktif
Manusia efektif adalah manusia yang pikirannya berorientasi pada peluang, bukan pada kesulitan. Apabila ia menghadapi kesulitan dalam hidupnya, ia tidak terbelenggu dengan kesulitan itu. Orang pro aktif tidak akan berteriak gelap saat menghadapi suasana gelap, namun akan berupaya membuat suasana gelap menjadi terang, meskipun hanya menyalakan sebuah lili.
Didunia pendidikan, seorang guru akan banyak menghadapi persoalan. Namun bagi guru yang efektif tidak akan dibelenggu oleh persoalan tersebut. Malah sebaliknya ia akan selalu berupaya mengubah setiap persoalan menjadi tantangan dan peluang. Ia berupaya menjadi pengendali atas keadaan yang tidak menyenangkan, bukan dikendalikan oleh keadaan yang tidak menyenangkan itu. Beda lagi dengan guru reaktif, ia akan bereaksi dengan reaksi yang negatif.

b. Memiliki Tujuan (visi dan misi) yang jelas
Manusia tanpa tujuan, ibarat laying-layang putus talinya atau perahu tanpa nahkoda. Ia akan terombang-ambing oleh keadaan yang ada diluar dirinya. Begitupun dengan guru yang efektif, ia akan tampak jelas dalam tujuannya (visi dan misinya).
Dalam kenyataan sekarang ini masih banyak guru yang asal mengajar atau mengajar asal-asalan. Nah, untuk guru yang efektif tidak akan mengajar asal-asalan atau asal mengajar tetapi ia mengemban visi dan misi, yaitu membangun masa depan bangsa dan Negara, serta umat manusia.

c. Pandai membuat dan menentukan skala prioritas
Manusia efektif akan bertindak dengan skala prioritas. Ia tidak aka nasal bertindak. Setiap tindakannya akan selalu diarahkan pada tujuan-tujuan yang jelas dan mulia.
Demikian juga dengan guru yang efektif. Sekalipun ia memiliki banyak aktivitas tetapi tindakannya selalu menuntut skala prioritas. Dan prioritas utama bagi guru efektif adalah masa depan murid-muridnya, bukan kepentingan pribadi atau kelompoknya.

d. Berpikir menang-menang (win-win)
Dalam pola hubungan dan komunikasi, guru efektif berpikir menang-menang (win-win). Ia tidak akan membiarkan dirinya dirugikan tetapi ia pun tidak mau merugikan orang lain. Dalam sesulit apapun orang efektif akan selalu berpola win-win.
Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat empat pola hubungan, yaitu:
1) win-lose atau menang-kalah yang biasanya digunakan oleh orang-orang egois.
2) lose-win atau kalah-menang, digunakan oleh orang yang minder dan kurang percaya diri
3) lose-lose atau kalah-kalah, dipraktekan oleh orang-orang yang berputus asa dan tidak berdaya untuk membuat pilihan terbaik
4) win-win atau menang-menang, inilah yang digunakan oleh orang efektif.

e. Senang bekerja sama
Guru efektif mengembangkan prinsip kemitraan dalam menunaikan tugasnya. Ia tidak memandang dirinya sebagai orang super. Ia juga tidak memandang peserta didiknya lemah. Guru efektif memandang setiap manusia sebagai sosok yang memiliki potensi dan mampu memberdayakan potensi yang dimilikinya untuk meraih sukses dan dapat mengabdi kepada masyarakat di sekitarnya.

f. Memerhatikan orang lain
Guru efektif memberikan perhatian yang lebih terhadap siswa dan profesinya. Ia tidak mengedapankan tuntutan untuk dirinya. Guru efektif memilih keyakinan bahwa bila ia memerhatikan siswa dan profesinya secara maksimal, ia akan mendapat perhatian yang sebanding.
Guru efektif memiliki keyakinan yang kuat bahwa Tuhan tidak akan pernah menyi-nyiakan amal hamba-Nya, sekecil apa pun amal itu ia berikan. Oleh karena itu, guru efektif selalu menanam investasi kebaikan pada siswa dan tugas profesinya.

g. Selalu belajar sepanjang waktu
Guru efektif sangat memahami bahwa gergaji akan tetap tajam apabila terus diasah. Ia sadar bahwa belajar merupakan tuntutan mutlak agar pemikiran dan ilmunya tetap tajam. Sebaliknya, guru yang tidak efektif malas belajar. Ia menganggap bahwa dirinya sudah pintar sehingga tidak perlu belajar lagi. Padahal, berhenti belajar berarti memutuskan diri untuk mundur dari gelanggang kesuksesan.

Sekian artikel mengenai Kebiasaan Guru Efektif Menurut LDK STAI Siliwangi, yang dapat kalian jadikan acuan untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang Guru