Narasi
Narasi merupakan jenis karangan yang cukup sederhana untuk dikuasai. Narasi berisi cerita atau kisah, sesuatu hal atau objek, misalnya tentang proses terjadinya hal atau tersebut dari waktu ke waktu. Cerita atau objek tersebut dimulai dari kapan dan bagaimana hal atau objek tersebut terjadi.
Pola narasi secara sederhana yaitu awal-tengah-akhir. Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengingatkan pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konflik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakan secara panjang, ada yang singkat ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilahkan pembaca untuk menebaknya sendiri (Efendy dan Iswandi, 2006:18).
Cerita Mini
Cerita mini adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa yang lebih pendek dari pada cerpen. (Muryanto, 2007:4). Unsur-unsur cerita mini meliputi:
a. Bercerita tentang manusia atau sesuatu yang dimanusiakan
b. Menyajikan satu (tunggal) peristiwa(lampau, sekarang atau yang akan datang)
c. Jumlah tokoh yang ditampilkan satu atau paling banyak tiga orang.
d. Kurun waktu peristiwa sangat terbatas.
e. Mengandung elemen plot, sudut pandang, tokoh/pelaku, dialog, konflik, setting dan suasana hati.
Cerita mini merupakan ekspresi yang menggunakan kata-kata atas suatu kejadian atau peristiwa yang dialami oleh manusia(Gie, 2002:197). Isinya selamanya akan menyangkut manusia atau makhluk dan hal lain yang diperinsankan. Kejadian itu berlangsung pada saat seseorang berinteraksi dengan manusia lain dan alam sekitarnya. Wujud dan interaksi itu dilahirkan dengan hal-hal yang dinyatakan dengan perbuatan.
Sifat interaksi seseorang dengan manusia lain dan alam sekitarnya akan menentukan kelayakan sutu cerita dalam bentuk cermin. Tidak setiap interaksi layak sebagai cerita Interaksi yang layak diceritakan jika pikiran dan perbuatan yang dinyatakan oleh seorang mampu memberikan surprise pada pikiran dan keharuan pada perasaan pihak yang menerima cerita tersebut.
Cermin akan memberikan surprise jika pembaca atau pendengar mengalami perubahan setelah menerima cerita tersebut. Perubahan itu terjadi dalam pikiran, seperti tidak tahu menjadi tahu.Artinya segala kemungkinan untuk hidupnya pemikiran penerima cerita. Keharuan terjadi jika alam perasaan penerima ceita dapat tersentuh. Sentuhan alam perasaan ini menyebabkan hidunya perasaan, seperti rasa sedih , iba, gembira.
Dalam cermin ada dua macam cerita yang dipakai (Gie,2002:198) yaitu:
a. Kalimat versi pengarang sendiri, untuk menceritakan suasana alam, ciri fisik, pikiran, perasaan serta perbuatan manusia dalam cerita. Kalimat yang digunakan dalam bercerita, bebas, sesuai dengan gaya pengarang sendiri, disebut narasi pengarang.
b. Kalimat yang lahir dari manusia dalam cerita, baik berupa dialog maupun monolog. Dialog:percakapan dalam interaksi dengan manusia lain; monolog: ekspresi pikiran perasaan tidak ditujukan pada manusia lain. Kalimat yang dipakai disesuaikan dengan karakter atau sifat manusia dalam cerita.
Setiap cerita dalam cermin menampilkan karakter atau sifat manusia yang penting dalam cerita itu. Setiap manusia yang diceritakan harus dapat dibedakan yang satu dengan yang lain. Sama halnya dengan cerpen, cermin juga mempunyai beberapa unsur pembangun, yang merupakan satu kesatuan, namun dalam cermin tidak akan menyangkut keseluruhan, hanya sekilas peristiwa yang dapat mewakili keseluruhan cerita itu sendiri.
Sekian artikel dari Materi Inside mengenai Ruang Lingkup Narasi Cerita Mini, yang dapat kalian jadikan acuan untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang Bahasa Indonesia